Wisata kuliner lokal memang tidak ada habisnya. Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya membuat makanan khas daerah yang tersedia lebih bervariasi, mulai dari minuman, kudapan, hingga makanan berat. Salah satu makanan khas daerah yang dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah mie lethek.
Sudah pernah mendengar mie lethek, belum, Sobat Kuliner? Olahan mie satu ini berbeda dari mie pada umumnya, lho! Hal apa ya yang membedakan mie lethek dengan mie lainnya? Yuk, simak ulasan mie lokal lethek pada artikel Kuliner Kota kali ini!
Mengenal Mie Lethek Bantul, Olahan Mie Lokal dengan Cita Rasa Unik
Daftar Isi
Mie letheg atau bisa disebut juga dengan mie lethek berasal dari Bantul dan kini menjadi kuliner lokal khas daerah Yogyakarta. Sekilas, mie lokal ini memang terlihat seperti soun namun lebih berwarna dan berukuran tebal.
Dalam bahasa Jawa, “letheg” berarti kusam atau kotor. Penamaan mie ini disebabkan warna mie lethek yang coklat keabuan. Namun, warna mie tersebut bukan karena proses pembuatannya yang tidak higienis, melainkan karena bahan-bahan yang digunakan.
Menurut orang Bantul, mie lethek Jogja telah dibuat sejak tahun 1920 oleh seseorang yang berasal dari Yaman, Timur Tengah. Makanan lokal mi lethek ini dibuat atas dasar keprihatinan kebutuhan pangan rakyat Bantul yang serba kekurangan di kala itu.
Uniknya, cita rasa yang dihasilkan dari mie ini berbeda dari mie pada umumnya. Setiap helaian mie lethek terasa lebih kenyal dibandingkan dengan mie biasa. Tertarik untuk menikmati kuliner lokal satu ini, Sobat Kuliner?
Apa Bahan Dasar dari Mie Lethek?
Sebenarnya, yang membedakan mie lethek dengan mie biasa yaitu bahan-bahannya. Pasalnya, mie lokal ini tidak berbahan dasar tepung terigu layaknya mie pada umumnya, melainkan menggunakan tepung tapioka dan singkong kering atau gaplek. Campuran tepung tapioka dan gaplek inilah yang membuat mie lethek memiliki warna gelap atau kecoklatan.
Selain itu, mie lethek juga tidak menggunakan bahan pewarna zat kimia atau zat pengawet dan membuat kuliner mie satu ini menjadi lebih menyehatkan. Walau tidak menggunakan zat pengawet, mie lethek Jogja kering memiliki waktu simpan yang cukup lama dan bahkan bisa lebih dari 3 bulan.
Proses Pembuatan Mie Lethek
Proses pembuatan mie lethek terbilang masih sangat tradisional dan sederhana, tidak menggunakan teknologi yang telah canggih di masa kini.
Bahan dasar mie ini pertama-tama digiling menggunakan batu besar yang digerakkan secara manual oleh manusia atau dengan bantuan hewan, seperti sapi atau kerbau. Proses tersebut dikenal dengan istilah nyelender oleh masyarakat daerah Bantul.
Setelah melalui proses nyelender, adonan mie ini lalu direbus dalam air menggunakan oven kayu bakar. Selanjutnya, mie dapat dicetak dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Terakhir, mie dapat dikemas dan didistribusikan oleh pabrik ke pasar terdekat.
Mie Letheg Cocok Dijadikan sebagai Menu Diet!
Karena menggunakan bahan yang menyehatkan, mie letheg ternyata bisa dijadikan sebagai variasi menu diet, lho, Sobat Kuliner. Bahan dasarnya yang terbuat dari tepung tapioka dan singkong membuat olahan mie ini memiliki kandungan gluten yang rendah dan baik untuk tubuh.
Selain itu, campuran tepung tapioka dan gaplek ini juga menyehatkan karena dapat menguatkan tulang dan stamina tubuh. Tidak heran, mie lokal ini walau terlihat sederhana tapi tetap populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Sobat Kuliner dapat memasak mie lokal ini dengan bahan-bahan pelengkap lain, seperti ayam atau sayuran, agar menu diet tidak terasa membosankan. Satu porsi bakmi Jawa yang menggunakan mie lethek mengandung 101 kalori, 7,4 gram lemak serta 6,7 gram protein.
Rekomendasi Tempat Makan Mie Lethek yang Enak
Jika sedang berwisata ke Yogyakarta, Sobat Kuliner bisa mencicipi sedapnya mie lethek yang gurih dan nikmat secara langsung di kota asalnya tersebut. Berikut Kuliner Kota bagikan rekomendasi tempat makan mie lethek yang murah meriah dan pastinya menggugah selera.
Nama Tempat | Alamat Lengkap | Jam Buka |
Mi Lethek Joo | Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 11, Area Sawa, Bantul, Yogyakarta | Senin – Sabtu 10.00 – 16.00 WIB |
Warung Bakmi Kang Sum | Paduresan, Imogiri, Kab. Bantul, Yogyakarta | Sabtu – Kamis 15.00 – 21.00 WIB |
Mi Lethek Bu Sugi | Tegal Layang Kulin, Kec. Pandak, Kab. Bantul, Yogyakarta | Senin, Rabu – Minggu 06.00 – 23.59 WIB |
Warung Mi Lethek Mbah Jumal | Area Sawah, Kec. Sewon, Bantul, Yogyakarta | Selasa – Minggu 17.00 – 23.50 WIB |
Mi Lethek Bantul Mbah Mendes | Jalan Murtigading, Kec. Sanden, Bantul, Yogyakarta | Senin – Minggu 16.30 – 23.00 WIB |
Bakmi Jawa & Mi Lethek Pandawa | Jalan Bantul KM 4,5, Kec. Sewon, Bantul, Yogyakarta | Senin – Minggu 16.00 – 24.00 WIB |
Resto Bumi Langit | Jalan Mangunan Desa KM 3, Kec. Imogiri, Kab. Bantul, Yogyakarta | Selasa – Minggu 11.00 – 17.30 WIB |
Baca juga: Asrinya Nuansa Pedesaan di Rumah Makan Bambu Oju Neglasari
Nah, itulah tadi bahasan mengenai mie lethek khas Bantul Yogyakarta yang dapat Kuliner Kota bagikan untuk Sobat Kuliner. Selain cita rasanya yang unik, mie lokal satu ini ternyata digemari oleh banyak orang karena mengandung gizi yang baik serta menyehatkan. Apakah Sobat Kuliner ingin mencoba mie lethek khas Bantul? Semoga artikel ini bermanfaat!
Tidak ada komentar